LAPORAN
PENDAHULUAN
Resusitasi
Jantung Paru (RJP)
Oleh :
Sri Nurbaeti
A. Definisi.
·
Resusitasi
jantung paru (RJP) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi
yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua
fungsi jantung dan paru ke keadaan normal. (http://www.scribd.com/doc/79280894/resusitasi-jantung-paru-anestesi).
·
Resusitasi jantung paru adalah suatu
tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk
dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis (http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/03/18/kgd-i-resusitasi-jantung-paru-pada-bayi-anak-dan-dewasa/).
·
Resusitasi jantung paru adalah cara
untuk memfungsikan kembali jantung dan paru-paru (Wong, 2003).
B.
Tujuan.
·
Mengembalikan fungsi pernafasan atau
sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) atau henti jantung (cardiac
arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja
kembali.
·
Mencegah
berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas).
·
Memberikan
bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi (fungsi
pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau henti
nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi
Jantung Paru (RJP).
C.
Peralatan.
Tidak menggunakan alat-alat.
D.
Persiapan
Pasien.
·
Keluarga diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan.
·
Posisi pasien diatur terlentang datar.
·
Baju bagian atas pasien di buka.
E.
Langkah-langkah
Tindakan/Prosedur.
1.
Ketika menemukan korban, lakukanlah penilaian dini
dengan memeriksa responnya melalui respon suara anda. Panggillah nama korban
jika anda mengenalnya atau dengan cara mengguncang-guncang bahu korban
(hati-hati bila curiga ada cedera leher dan
tulang belakang).
2.
Jika TIDAK ADA RESPON, untuk
korban dewasa mintalah pertolongan pertama
kali kepada orang disekeliling anda baru lakukan pertolongan. Pada bayi atau
anak, lakukan pertolongan terlebih dahulu selama 1 menit baru minta bantuan.
Hal ini karena umumnya pada bayi atau anak terjadi karena sebab lain sehingga
biasanya pemulihannya lebih cepat.
3.
Pada kondisi tidak respon ini, segera buka jalan nafas,
tentukan fungsi pernafasan dengan cara ; lihat, dengar, dan rasakan (LDR)
selama 3-5 detik. Jika ada nafas maka pertahankan jalan nafas dan segera
lakukan posisi pemulihan
atau melakukan pemeriksaan fisik.
5.
Kemudian periksa nadi karotis korban 5 -
10 detik, jika ada maka kembali ke no.3. Jika TIDAK ADA NADI, maka baru
lakukan tindakan Pijat Jantung Luar atau Resusitasi Jantung Paru
dengan jumlah rasio 30 kali kompresi dada : 2 kali tiupan nafas (satu penolong)
atau 5 : 1 untuk (dua penolong). Ingat melakukan RJP ini hanya dilakukan ketika
nadi tidak ada/tidak teraba.
6.
Jika korban menunjukkan tanda-tanda
pulihnya satu atau semua sistem maka tindakan RJP harus segera dihentikan atau
hanya diarah ke sistem yang belum pulih saja. Biasanya yang paling lambat pulih
adalah pernafasan spontan maka hanya dilakukan tindakan resusitasi paru (nafas
buatan) saja.

Ø Saat
melakukan pijatan jantung luar suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada
denyut maka berarti tekanan kita cukup baik.
Ø Gerakan
dada terlihat naik turun dengan baik pada saat memberikan bantuan pernafasan.
Ø Reaksi
pupil/manik mata mungkin akan kembali normal.
Ø Warna
kulit korban akan berangsur-angsur membaik.
Ø Korban
mungkin akan menunjukkan refleks menelan dan bergerak.
Ø Nadi
akan berdenyut kembali.

ü Penolong
kelelahan.
ü Diambil
alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih dimungkinkan juga dengan
peralatan yang lebih canggih (seperti kejutan listrik).
F.
Pendokumentasian.
·
Mencatat respon pasien.
·
Mencatat reaksi pasien pada saat
resusitasi jantung paru.
G.
Komplikasi/
Bahaya yang Mungkin Terjadi.
·
Fraktur iga dan sternum sering terjadi
terutama pada orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada fraktur iga.
Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan salah.
·
Pneumothorax.
·
Hemothorax.
·
Kontusio paru.
·
Laserasi hati dan limpa, posisi tangan
yang terlalu rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah hepar/limpa.
·
Emboli lemak.
·
Distensi lambung.
H.
Daftar
Pustaka.
Krisanty,
Paula, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat. CV Trans Info Media: Jakarta.
Eka.
2009. Resusitasi Jantung Paru.
Diambil pada 9 Juli 2013 Jam 08.30 di http://ekaediawati.blogspot.com/2009/05/resusitasi-jantung-paru.html.
Eka,
Deden. 2011. Resusitasi Jantung Paru.
Diambil pada 9 Juli 2013 Jam 10.00 di http://pertolonganpertama-pertolonganpertama.blogspot.com/2011/01/resusitasi-jantung-paru.html.
Dazspecta. 2012. Resusitasi Jantung Paru pada Bayi, Anak, dan Dewasa. Diambil pada 9
Juli 2013 Jam 09.00 di http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/03/18/kgd-i-resusitasi-jantung-paru-pada-bayi-anak-dan-dewasa/.
Yani,
Sufi. 2012. Resusitasi Jantung Paru
Anestesi. Diambil pada 9 Juli 2013 Jam 09. 20 di http://www.scribd.com/doc/79280894/resusitasi-jantung-paru-anestesi.
Wahyu.
2012. Resusitasi Jantung Paru. Diambil pada 9 Juli 2013 Jam 08.00 di http://www.dokterbook.com/2012/05/31/resusitasi-jantung-paru/.
masih kurang lengkap penjelansan RJP nya,,
BalasHapusMenurut saya penjelasan ini sudh cukup untuk di pahami
BalasHapusthanks buat shere2 ilmunya